Pages

Jumat, 14 Desember 2012

10 Fakta Menarik Tentang Manchester United

10. Cikal bakal Manchester United terbentuk pada tahun 1878 dari sebuah tim bernama Newton Heath LYR (Lancashire and Yorkshire Railway) yang pemainnya terdiri dari para pekerja di depot kereta api tersebut. Tim itu mengganti nama menjadi Newton Heath Football Club di tahun 1892 dan berkandang di Bank Street.

Nama Manchester United sendiri baru resmi dipakai sejak 26 April 1902 dan merupakan hasil dari pertemuan dewan direktur baru yang diketuai oleh John Henry Davies pada saat itu. Sebelumnya nama yang sempat diusulkan adalah Manchester Central, dan juga Manchester Celtic. Hingga akhirnya Louis Rocca mengusulkan nama Manchester United yang kemudian diterima oleh mereka yang hadir.

9. Old Trafford resmi menjadi markas baru Manchester United pada musim 1909-10 yang berawal saat ketua United saat itu John Henry Davies membeli tanah senilai £60 ribu. Ia kemudian meminta arsitek Archibald Leitch untuk merancang stadion itu dengan anggaran sebesar £30 ribu untuk pembangunannya.

Rencana awal menunjukkan kalau stadion tersebut akan mampu menampung lebih dari 100 ribu penonton, walau hingga akhirnya saat ini kapasitas resminya tercatat bagi 76.212 penonton. Pertandingan pertama di Old Trafford terjadi pada 19 Februari 1910 melawan Liverpool yang dimenangkan The Reds dengan skor 3-4. Seorang legenda United Sir Bobby Charlton memberi stadion tersebut julukan Theatre of Dreams (Teater Impian).

8. Pada tahun 1902, Newton Heath F.C nyaris mengalami kebangkrutan dan terancam untuk dibubarkan selamanya. Namun klub itu mendapatkan suntikan dana dari John Henry Davies yang saat itu menjadi direktur di Manchester Breweries. Semua berawal saat kapten tim Harry Stafford membawa anjing Saint Bernard-nya yang bernama Major ke sebuah acara pengumpulan dana. Anjing tersebut dikalungi sebuah kotak untuk tempat bagi para tamu memberikan sumbangan mereka. Namun setelah acara berakhir, Major malah hilang.

Stafford yang pergi mencari anjingnya kemudian menemukannya tengah bersama Davies. Keinginan Davies untuk membeli Major bagi putrinya ditolak oleh Stafford. Pemain itu akhirnya malah berhasil membujuk Davies untuk menanamkan uang sebesar £500 yang dapat membantu situasi finansial Newton Heath pada waktu itu. Sesudahnya Davies kemudian ditunjuk sebagai ketua baru dan hal itu menjadi titik balik dimulainya era Manchester United.

7. Rekor kemenangan terbesar yang dicetak oleh Setan Merah terjadi pada 26 September 1956 saat melawan Anderlecht di putaran kedua babak penyisihan Piala Eropa dengan skor akhir 10-0. Namun pertandingan itu diadakan di Maine Road yang notabene merupakan kandang rival sekota Manchester City. Sedangkan rekor kekalahan terbesar bagi United terjadi dengan skor 0-7 yang dialami sebanyak tiga kali. Hal itu terjadi ketika melawan Blackburn Rovers (10 April 1926), Aston Villa (27 Desember 1930), dan Wolverhampton Wanderers (26 Desember 1931).





6. Para pemain United di musim 1993-94 sempat merekam sebuah lagu yang berjudul Come On You Reds. Lagu tersebut dijual bagi umum sejak 25 April 1994, empat minggu sebelum berlangsungnya final Piala FA 1994 antara United dan Chelsea. Lagu tersebut kemudian berhasil menduduki peringkat teratas di jenjang tembang lagu di Inggris selama dua minggu dan bertahan secara total selama 15 minggu dalam jenjang tembang itu. Pertandingan final Piala FA itu sendiri berakhir bagi kemenangan United dengan skor 4-0.

5. United sempat menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperjualbelikan secara bebas di Bursa Efek London sejak tahun 1991. Pada saat pertama kali sahamnya dicatatkan, United diperkirakan bernilai sebesar £47 juta. Semuanya kemudian berakhir pada 16 Mei 2008 saat Keluarga Glazer mengambil alih kepemilikan klub setelah berhasil memiliki 75 persen saham United.

Pada waktu itu, total nilai United telah melambung menjadi £800 juta. Tindakan Keluarga Glazer itu membuat sebagian suporter United melakukan protes keras dan sebagian dari mereka akhirnya membentuk klub sepakbola baru yang diberi nama FC United of Manchester yang kini bermain di tingkat keenam liga sepakbola Inggris.

4. Pemain yang paling banyak bermain mengenakan seragam merah United adalah Ryan Giggs yang hingga sekarang telah tampil sebanyak 781 kali. Giggsy melewati rekor yang dipegang oleh Sir Bobby Charlton sebelumnya dengan bermain di final Liga Champions 2008 yang berlangsung di Luzhniki Stadium, Moskwa. Walau demikian, Charlton masih belum bisa dilewati untuk urusan mencetak gol. 249 gol yang dicetaknya masih bertahan sebagai rekor hingga sekarang.

3. Fred The Red yang kini menjadi maskot Manchester United bukanlah maskot pertama yang dimiliki klub itu. Selama tiga tahun dari 1906 hingga 1909, maskot United adalah seekor kambing yang diberi nama Billy. Selain tampil berkeliling di lapangan saat pertandingan kandang, Billy juga ternyata ikut bersama para pemain saat mereka pergi minum. Nasib tragis menimpa Billy ketika para pemain merayakan kemenangan mereka di final Piala FA 1909 melawan Stoke City. Di perayaan tersebut, sang kambing meminum terlalu banyak champagne yang berakibat fatal karena kemudian ia tewas karena keracunan alkohol.

2. Dari urusan prestasi, musim 1998-1999 bisa menjadi puncak bagi United karena pada musim itu mereka berhasil merengkuh Treble, yaitu juara di Liga Primer, merebut Piala FA, dan memenangkan Liga Champions dalam waktu sebelas hari. Liga Primer dimenangkan Setan Merah di hari terakhir musim itu dengan mengalahkan Tottenham Hotspur 2-1. Piala FA kemudian diraih dengan menggebuk Newcastle United 2-0.

Bagian terakhir dari Treble itu terjadi di stadion Nou Camp saat United berhadapan dengan Bayern Muenchen di final Liga Champions. FC Hollywood telah unggul 1-0 dan pertandingan telah memasuki waktu tambahan selama tiga menit. Teddy Sheringham kemudian menyamakan kedudukan menjadi 1-1, dan tak lama kemudian Ole Gunnar Solskjaer mencetak gol penentu kemenangan United. Hal itu membuat pihak panitia harus melepas lagi pita dengan warna tim Muenchen yang telah dipasang di piala dengan pita milik United.


1. Salah satu bagian sejarah terpenting dalam sejarah United terjadi pada 6 Februari 1958 saat terjadinya kecelakaan pesawat di Munich. United waktu itu baru saja selesai bertanding di Belgrade melawan klub Yugoslavia Red Star Belgrade. Dalam perjalanan pulang ke Manchester, pesawat yang disewa berhenti di Munich untuk mengisi bahan bakar. Setelah selesai, pesawat sempat batal terbang selama dua kali di tengah cuaca yang turun salju dengan lebat. Akhirnya pada percobaan terbang yang ketiga, pesawat kembali gagal untuk terbang, tergelincir keluar dari landasan dan menabrak sebuah rumah yang membuat pesawat meledak.

Secara total ada 23 korban meninggal dari kecelakaan tersebut, dan delapan diantaranya adalah para pemain yang tergabung dalam The Busby Babes. Manajer saat itu Matt Busby mengalami cedera parah dan bahkan sudah dua kali diberikan sakramen perminyakan (bagi mereka yang sudah hampir meninggal) oleh pastur. Busby akhirnya keluar dari rumah sakit 11 hari kemudian dan membangun kembali tim yang hancur itu dan mencapai puncaknya dengan memenangkan Piala Eropa untuk pertama kalinya di tahun 1968.

Kagawa, the next United Flop?

Shinji-Kagawa
Euforia…!!
Itulah yang terjadi di kalangan suporter MUFC, setelah website resmi klub manutd.com mengumumkan tentang transfer Shinji Kagawa ke Manchester United.
Kehebohan fans United ini tidak bisa disalahkan jika melihat apa yang telah dicapai oleh Kagawa dalam waktu singkat ini, berbagai statistik, gambar, analisa dan video tentang Kagawa bertebaran dimana-mana, dan semuanya menunjukkan bahwa Kagawa adalah pemain yang punya potensi menjadi pemain idola di Manchester United.
Jadi, apa maksud dari judul artikel ini, anda mungkin bertanya-tanya.
Apakah saya ingin Kagawa akan menjadi “flop” di manchester United? tentu saja tidak, sama seperti suporter United yang lainnya, saya sangat berharap Kagawa menjadi superstar di Manchester United.
Pernahkan anda bertanya-tanya, mengapa untuk tim sebesar Manchester United, lini tengah seolah menjadi permasalahan yang tidak kunjung selesai? selalu menjadi titik lemah?
Sebagian dari anda akan menjawab bahwa pola yang dimainkan oleh United lebih mementingkan serangan dari sayap, dan bukan dari lini tengah. Pertanyaannya adalah, apakah pola itu adalah sebuah pilihan yang dilakukan secara sadar, atau sebuah keterpaksaan karena memang United tidak punya kualitas berlebih di lini tengah?
Kekuatiran saya adalah bahwa Kagawa akan dimainkan bukan pada posisi terbaiknya, di belakang striker, tapi di posisi yang dia kurang familiar, central midfielder atau sebagai pemain sayap dalam pola 4-4-2 misalnya.
Kecintaan Sir Alex terhadap pemain yang fleksibel dan bisa bermain di berbagai posisi (versatile) sudah merupakan rahasia umum, namun tidak semua pemain bisa menjadi tipe pemain seperti ini, bahkan sering terjadi seorang pemain menjadi semakin buruk setelah dipaksa bermain di posisi yang bukan posisi terbaiknya, meskipun akhirnya dikembalikan ke posisi yang dari awal merupakan spesialisasinya.
Park Ji Sung misalnya, saat ini dia dikenal sebagai pemain sayap dengan kemampuan pas-pasan namun dengan stamina yang seolah nggak ada habisnya.
Tanyakan tentang Park kepada suporter PSV Eindhoven, maka anda akan mendapatkan jawaban yang sangat berbeda.
Park Ji Sung adalah seorang gelandang serang yang sangat diandalkan oleh PSV sebelum bergabung dengan Manchester United, dia biasa bermain di belakang seorang striker (Jan Vennegoor of Hesselink). Bersama Cocu, Van Bommel dan Vogel, Park Ji Sung menjadi tumpuan PSV di salah satu tim yang disebut-sebut sebagai tim PSV terkuat yg pernah ada, bahkan setelah ditinggalkan oleh Robben ke Chelsea waktu itu.
Yang terjadi adalah Park “dipaksa” untuk menjadi seorang sayap di United, dan meskipun penampilannya tidak terlalu jelek, secara umum sebagai seorang pemain, bisa dikatakan Park mengalami kemunduran.
Anderson adalah contoh lainnya, datang ke United dengan label sebagai salah satu gelandang serang muda paling potensial di generasinya, sekarang menjadi pemain tengah yang pas-pasan, bahkan disebut sebagai flop oleh sebagian pendukung United sendiri.
Salah satu penyebabnya, menurut saya adalah karena dia “dipaksa” untuk merubah gaya permainannya, dari pemain menyerang dengan kreatifitas tinggi menjadi gelandang bertahan di United.
Inilah yang menjadi penyebab adanya sedikit kekuatiran di hati saya tentang Kagawa. Dari berbagai info yang saya dapatkan, Kagawa adalah pemain yang bertipe sangat menyerang dan gaya bermainnya sangat kreatif. Saya kuatir jika kejadian yang menimpa Park dan Anderson terulang lagi dan beberapa tahun dari sekarang, bahkan fans Manchester United sendiri akan menyebutnya sebagai pembelian yang gagal alias a Flop.
Mudah-mudahan ini tidak terjadi dan kagawa bisa menjadi Manchester United’s next superstarGanbate…!!

Anderson… Curious Case Of #8


Anderson Luís de Abreu Oliveira (born 13 April 1988), best known as Anderson, is a Brazilian footballer who currently plays as a midfielder for Manchester United and the Brazil national team. He is a box-to-box midfielder with very good vision, adept tackling ability, strong, tireless and hard-working
Tulisan diatas adalah hasil copy dan paste dari Wikipedia, cukup menarik, terutama di bagian dimana Anderson disebut sebagai “box-to-box midfielder“.
Anderson bergabung dengan Manchester United dengan harga cukup fantastis, £20 juta pada awal musim 2007/2008. Yang lebih fantastis lagi adalah, dia datang dengan label “the next Ronaldinho”. Mungkin sebagian dari anda akan tertawa dengan label itu, tapi yang mungkin sebagian dari anda belum tahu, Anderson tidak pernah dikenal sebagai seorang box-to-box midfielder sebelum bergabung dengan Manchester United.
Anderson dibandingkan dengan Ronaldinho karena memainkan posisi yang sama (Attacking Midfielder Left/Forward - AML/F, kalau meminjam istilah game sepakbola yg sangat populer), gaya bermain yang tidak berbeda jauh dan juga karena mereka berdua lahir di kota yang sama + memulai karir di klub lokal kota tersebut, Gremio.

Pra-Manchester United
Anderson hanya bermain 5 kali untuk Gremio, sebelum dibeli oleh Porto pada awal 2006, namun oleh fans Gremio, nama Anderson tidak akan dilupakan karena pada usia yg sangat muda -17 tahun waktu itu- dia mencetak gol kemenangan atas Náutico pada pertandingan play-off untuk memperebutkan promosi ke Seri A Liga Brasil, yang lebih impresif, 3 pemain Gremio sudah di kartu merah oleh wasit!

Berikut adalah video higlight pertandingan diatas, jika anda tertarik untuk melihatnya:
Di Porto Anderson total hanya bermain 21 kali dikarenakan pada awal musim 2006/2007 dia menderita cedera patah kaki dan harus beristirahat 5 bulan.

MANCHESTER UNITED
Sebelum memulai petualangan dengan Manchester United, Anderson sempat membela Brasil pada Piala Dunia U-17, dimana dia memperoleh penghargaan Golden Ball Award sebagai Player of the Tournament. Dan hal ini tentu saja makin membuat ekspektasi fans United kepadanya semakin tinggi..

Musim pertama di United dilalui dengan cukup gemilang, terutama ketika Paul Scholes mengalami cedera selama 3 bulan dan Anderson “dipaksa” menjadi pemain inti. Total Anderson bermain sebanyak 39 kali (14 sebagai sub) pada musim pertamanya di semua ajang.
Gaya bermain Anderson yang all out action dan tidak kenal takut segera membuat dia menjadi pemain kesayangan fans United, dan tidak perlu waktu lama sampai dia dibuatkan sebuah chant oleh pendukung United.

Now and the future
Main bagus, cedera panjang, sembuh, main pas-pasan…..
Secara sederhana, seperti itulah siklus Anderson di Manchester United selama hampir 5 tahun ini. Setiap kali Anderson mulai menemukan form terbaiknya (awal musim ini berduet dengan Cleverley, misalnya) Anderson hampir selalu mengalami cedera cukup parah yang membuat dia harus beristirahat selama beberapa bulan, dan saat kembali lagi, dia akan perlu waktu untuk kembali ke level dia yang sebelumnya.
Perkembangan Anderson juga tidak dibantu oleh perilaku dia diluar lapangan, Anderson dikenal sebagai seorang penggemar party.Anderson pernah tertangkap kamera saat berpesta sex dengan wanita-wanita bayaran (bersama dengan Ronaldo dan Nani), kecelakaan mobil parah di Portugal, dan yang terakhir kabarnya menolak dites dengan breath analyzer saat mobilnya dihentikan oleh polisi di Brasil.
So, seperti apa kira-kira masa depan Anderson? Apakah Sir Alex akan menjual dia di akhir musim ini? Atau Sir Alex masih melihat sesuatu yang kita tidak lihat?Potensi yang masih bisa dikembangkan misalnya?
Sama seperti semua fans Manchester United lainnya, saya hanya bisa menebak-nebak, apa yang akan terjadi dengan si #8 ini.
Jika Sir Alex memutuskan untuk melepas dia, saya akan bilang, “good luck Anderson… we love you but it didn’t work out“. Mungkin dia akan bisa sukses di klub lain.
Jika Sir Alex memutuskan untuk tidak menjualnya, saya masih berharap Anderson bisa membuktikan bahwa saya salah dan bahwa dia masih bisa berkembang, toh dia saat ini baru berumur 24 tahun.
Satu hal yang pasti……. He’s better than Kleberson……..
@AnakKecil_MUFC

MUFC Era Sir Alex Ferguson dalam Perspektif Siklus Bisnis


Sir Alex Ferguson, sebuah nama dan sosok fenomenal yang telah memimpin MUFC selama seperempat abad lebih  ini telah banyak menghadirkan gelar dan cerita dibalik pencapaian gelar tersebut. Bagi setiap fans yang mungkin seumur dengan saya pastinya belum pernah melihat sosok manajer lain yang memimpin MUFC pada setiap pertandingannya selain dari seorang Sir Alex Ferguson. Saya sendiri kadang bahkan seringkali berpikir apakah jadinya nanti MUFC tanpa seorang Sir Alex Ferguson? Apakah akan bernasib seperti Liverpool yang terus “terjebak” dalam euforia masa lalu? atau MUFC akan tetap menjadi MUFC seperti sekarang terus berhasil mempertahankan kedigdayaannya dalam kompetisi English Premier League? Yah istilah kerennya mungkin “Only Heaven Knows”
Bicara tentang seorang Sir Alex Ferguson rasanya selalu banyak cara dalam melihat perjalanan kepemimpinannya di MUFC sejak 26 tahun silam, dan kali ini sebagai seorang yang selalu bertemu dengan hal-hal berbau ekonomi dan bisnis dalam keseharian sejak bangku kuliah hingga dunia kerja saya tertarik mencoba untuk membahas perjalanan seorang Sir Alex Ferguson dalam perspektif bisnis tepatnya dalam suatu siklus bisnis.
Siklus bisnis yang dalam istilah inggrisnya sering disebut dengan Business Life Cycle atau ada juga yang menyebut sebagai product life cycle ataupun industry life cycle, semuanya memiliki persamaan dimana suatu entitas bisnis memiliki 4 fase dalam perjalanan “hidup” nya. Dimulai dari fase perkenalan (Introduction), fase perkembangan (Growth), fase puncak (Maturity) dan fase penurunan (Decline).
MUFC selain sebagai suatu klub sepakbola tentunya juga bisa kita anggap sebagai suatu entitas bisnis karena MUFC sendiri menghasilkan laba setiap tahunnya. Terakhir jika saya tidak salah MUFC masih berada di posisi kedua dibawah Real Madrid sebagai entitas bisnis terkaya dalam bidang sepakbola. Dengan melihat itu rasanya cukup relevan jika kita melihat perjalanan MUFC di era Sir Alex Ferguson dalam sudut pandang siklus bisnis.

Dalam keterangan gambar diatas kita dapat melihat pergerakan setiap fase dalam siklus bisnis yang seperti saya kemukakan diatas. Fase pertama yang dimulai dengan fase perkenalan (introduction) adalah fase awal dimana sebuah entitas bisnis baru saja akan mulai memperkenalkan dirinya, fase ini terjadi pada MUFC era Sir Alex Ferguson di tahun 1986 hingga 1992. Inilah awal perjalanan kepemimpinan seorang Sir Alex Ferguson di MUFC, pada saat itu kualitas MUFC hanya terkenal sebagai sebuah tim spesialis piala FA bahkan mungkin saja MUFC tidak akan sebesar saat ini jika saja tidak ada gol Mark Robins di awal 1990 yang menyelamatkan karir seorang Sir Alex Ferguson di MUFC ketika melawan Nottingham Forest.
Fase kedua adalah pertumbuhan (Growth), fase ini adalah fase paling produktif dan menghasilkan keuntungan yang sangat besar bagi suatu entitas bisnis. Pada fase ini suatu entitas bisnis mulai banyak dikenal orang dan mampu membuat orang-orang tertarik pada entitas bisnis tersebut. Pada MUFC era Sir Alex Ferguson terjadi pada rentang waktu 1993 hingga 1999. Pada masa inilah seorang legenda yang terus dikenang oleh banyak fans MUFC hingga saat ini karena aksi-aksi gemilangnya di lapangan dan cerita kontroversialnya diluar lapangan yaitu Eric “The King” Cantona yang mampu menancapkan suatu mental juara ke dalam darah skuad MUFC. Ditambah lagi ketika sekumpulan anak muda di tahun 96 berhasil membungkam seorang pundit yang merupakan ex-Liverpool yaitu Alan Hansen yang meremehkan MUFC dengan mengatakan “You’ll never win anything with kids” dan diakhir musim 96 dapat mempersembahkan double winner (Liga dan piala FA) bagi MUFC, ini lah sekumpulan anak muda yang kita kenal sebagai “Class Of 92” yang ceritanya terus berlanjut hingga kemenangan fantastis dan dramatis di Camp Nou 99 menghadapi Bayern Munich dan akhirnya mempersembahkan treble winner bagi MUFC. Saya sendiri jatuh hati pada MUFC di masa ini, yaitu di season 1996-1997 tepatnya semifinal UCL leg 2 saat menghadapi Borrusia DortMund.
Fase ketiga yaitu fase puncak (Maturity) adalah fase suatu entitas bisnis yang sudah dikenal banyak orang sebagai pemimpin dalam industrinya. Produknya sudah dikenal luas oleh banyak pihak namun pertumbuhan keuntungan pada fase ini tidak sehebat pada fase Growth, di fase ini keuntungan bisa dibilang hampir stagnan tidak banyak perubahan berarti. Fase Maturity terjadi setelah keberhasilan MUFC di tahun 99 hingga datangnya sang “Roman Emperor” di london biru di tahun 2003. Setelah menjuarai treble winner di season 1998-1999 MUFC menjadi terkenal ke seluruh dunia dan semakin banyak fans-fans baru yang terpesona kehebatan skuad Sir Alex Ferguson di masa itu yang ditambah dengan ketampanan seorang David Beckham :D . Ini lah puncak kehebatan MUFC saat itu yang bertahan hingga season 2002-2003 dimana berhasil mempertahankan juara EPL “three in a row” dan hanya sekali tergelincir di tahun 2001-2002 yang dikalahkan oleh Arsenal. MUFC mungkin memang masih banyak berprestasi di masa itu tapi tidak ada regenerasi baik yang berasal dari akademi maupun pembelian pemain muda yang memiliki prospek yang baik sehingga skuad MUFC pada saat ini hanya bertumpu kepada pemain yang itu-itu saja.
Fase terakhir yaitu fase keempat adalah fase penurunan atau fase decline. Pada fase ini suatu entitas bisnis akan mulai mengalami penurunan keuntungan dan akibat yang terburuk adalah kebangkrutan apabila tidak bisa melakukan perbaikan terhadap produk-produk mereka. Datangnya sang “Roman Emperor” dengan kekuatan finansial yang berlimpah di musim 2004-2005 mampu merubah Chelsea FC menjadi tim kaliber dunia, dengan para pemain-pemain top dunianya akhirnya mampu menggoyang kedigdayaan MUFC yang kesulitan mencari seorang pengganti bagi Peter Schemichel dan ditambah dengan kepergian sang ikon David Beckham ke Real Madrid membuat MUFC tidak berdaya selama 3 musim hingga musim 2005-2006. Beruntung Sir Alex bertindak cepat dengan menyiapkan para punggawa baru seperti duo anak muda yang kini menjadi pemain-pemain terbaik dunia Wayne Rooney dan Ronaldo, sang pembunuh dari Serbia Nemanja Vidic, bek kidal Les Blues Patrice Evra dan sorang asia Park Ji-sung yang berhasil menyelamatkan MUFC dari kehancuran dan kembali merajai English Premier League di musim-musim berikutnya.
Dalam siklus bisnis ketika suatu entitas bisnis berhasil selamat dari fase decline dengan melakukan pembaharuan produk maka siklus akan kembali berulang mulai dari fase pertama yaitu fase introduction. Tidak seperti siklus sebelumnya di MUFC ,siklus bisnis (prestasi) MUFC pada akhir-akhir ini terjadi lebih cepat dimana jika siklus sebelumnya terjadi antara 4-6 tahun pada setiap fase nya maka pada siklus baru ini terjadi hanya 1-2 tahun pada tiap fase.
Setelah berhasil melakukan regenerasi melalui pembelian pemain-pemain baru MUFC memasuki fase perkenalan (introduction) yang baru di musim 2005-2006 di mana para pemain-pemain baru seperti yang saya sebutkan diatas baru mulai “berkenalan” dan perkenalan tersebut cukup cepat dimana MUFC masa itu berhasil finish di posisi runner up di belakang Chelsea FC. Fase Growth terjadi dari musim 2006-2007 hingga musim 2007-2008, dua musim berturut-turut para pemain baru seperti Wayne Rooney dan Ronaldo menjelma dari seorang pemain muda menjadi pemain kelas dunia melalui kerjasama dan gol-gol mereka. Dan puncaknya yaitu ketika meraih double winner EPL dan UCL di musim 2007-2008 dan menobatkan Ronaldo sebagai pemain terbaik dunia. Setelah musim 2007-2008 tersebut hingga tahun ini MUFC dapat saya katakan sedang berada pada fase maturity dari sebuah siklus bisnis yang cepat. Dimana MUFC saat ini masih dapat berprestasi dengan 2 kali menjadi finalis UCL dan tahun lalu baru saja mengikat gelar sebagai yang terbaik di Inggris dengan raihan EPL yang ke 19 nya.
Namun jika kita melihat skuad MUFC yang ada sekarang ini saya merasa kita sebagai fans harus bersiap-siap memasuki fase declining. Skuad yang itu-itu saja minim regenerasi, banyak pembelian sia-sia hingga penarikan kembali seorang Paul Scholes dari pensiunnya yang menjadi alasan saya mengatakan kita harus siap melihat MUFC ke fase penurunan. Belum lagi kenyataan semakin menuanya seorang Sir Alex Ferguson membuat “time bomb” menjadi semakin cepat meledak jika tidak sesegera diatasi. Di awal musim saya cukup terkesan dengan gemilangnya penampilan para pemain muda seperti Welbeck, Jones, Smalling ,Anderson dan De Gea ketika membalikkan City di Community Shield dan membantai Arsenal di liga membuat saya teringat regenerasi dari “Class of 92” menjadi generasi “Rorovievpa” (Ronaldo-Rooney-Vidic-Evra-Park) :D namun nyatanya hingga menjelang akhir musim penampilan di awal musim hanya menjadi euforia sesaat. Terbukti walaupun tetap berada di puncak EPL hingga saat ini tapi ketika bertanding di level internasional MUFC kewalahan walaupun hanya menghadapi tim-tim sekelas Basel FC dan Athletic Bilbao. Jadi sudah siapkah menyambut fase penurunan dari MUFC? Apapun jawabannya sebagai fans kita hanya dapat percaya pada semboyan “SAF Knows Best”.

Rencana IPO MUFC & efeknya (for Dummies)



Disclaimer: Acil akan berusaha seminimal mungkin menggunakan istilah-istilah finansial yang rumit, tapi apabila masih ada yg belum jelas, feel free untuk mention Acil di twitter (atau cari tau di google.com)
about to be ruined by the Glazers..??
Setelah membaca prospektus awal (3 Juli 2012) untuk rencana penjualan saham perdana (Initial Public Offering – IPO) Manchester United di bursa saham New York (New York Stock exchange – NYSE), jujur ada sedikit rasa optimis muncul.
Disitu jelas-jelas ditulis bahwa semua hasil penjualan saham akan digunakan untuk membayar hutang MUFC yang jumlahnya mencapai £423 juta dan ini adalah kabar bagus buat United, karena dengan hutang yang berkurang, teorinya, pengeluaran untuk membayar bunga juga akan berkurang, yang berarti uang tersebut bisa digunakan untuk hal lain yang lebih berguna untuk MUFC (Pembelian pemain, gaji, perbaikan fasilitas latihan, dll)
Namun kemarin (30 Juli 2012) Glazers melakukan revisi atas prospektus awal tersebut, dan beberapa informasi/revisi yang ada disitu benar-benar membuat Acil benar-benar prihatin.
Berikut adalah 2 hal utama dari prospektus terbaru, dengan bahasa yang paling sederhana:
1. Jumlah saham yg akan dijual, nilai dan penggunaannya
Jumlah saham yg akan dijual adalah sebanyak 16.666.667 lembar atau sekitar 10.2% dari total saham yg ada, dengan perkiraan harga awal antara $16 – $20. Jika diambil nilai tengahnya, $18 per lembar, maka nilai totalnya adalah $300juta (Tiga ratus juta US dollar) atau £190juta (Seratus Sembilan puluh juta poundsterling).
Dari jumlah tersebut, 50% akan digunakan untuk membayar hutang (setelah dikurangi biaya-biaya yang muncul untuk IPO ini), dan 50% lagi akan masuk ke saku Glazers pribadi)
Note: Jika permintaan akan saham berlebih, maka Glazers berhak menjual tambahan saham sebanyak 2.500.000 lembar (atau $45juta) dan hasil penjualannya akan masuk ke saku Glazers pribadi.
Perubahan yg sangat signifikan, 180 derajat dari prospektus awal yang menyatakan bahwaSEMUA hasil penjualan saham akan digunakan untuk membayar hutang, namun di prospektus terbaru ini, hanya SEPARUH yang akan digunakan untuk membayar hutang.
Sesuai angka-angka diatas, MUFC dinilai sebesar $3milyar atau £1.9milyar. Angka yang sangat-sangat optimis, menurut Acil.
2. 2012 Equity Incentive Award Plan
Apa itu?
well, sederhananya itu adalah paket insentif/bonus yg akan diberikan kepada karyawan, konsultan atau direksi yang terpilih, yang dianggap berprestasi (atau yg sangat membela Glazers, kalau kita mau sedikit sinis)
Sejumlah maksimal 16.000.000 lembar saham senilai $288juta akan dialokasikan untuk hal ini, dengan perincian yang akan ditentukan kemudian.
Poin ini yang terus terang membuat cara pandang Acil berubah drastis, terutama pandangan Acil terhadap Sir Alex Ferguson.
Selama ini Acil selalu beranggapan bahwa Sir Alex Ferguson SELALU melakukan apa yang menurut beliau adalah yang terbaik bagi Manchester United, dan Acil selalu membela beliau, termasuk yang terakhir saat Sir Alex menyatakan bahwa kepemilikan Glazers tidak berpengaruh terhadap “footballing matter” sekaligus menyindir bahwa fans yang tidak bisa melihat hal ini adalah bukan “real fans“.
Sebelumnya Acil 100% percaya bahwa Sir Alex mengatakan yang sebenarnya, bahwa meskipun hutang menumpuk namun Glazers tidak pernah menolak permintaan dana dari Sir Alex untuk membeli pemain baru. Acil percaya 100% bahwa jika selama ini United tidak melakukan pembelian pemain secara jor-joran, itu adalah karena Sir Alex memang tidak menghendaki pemain-pemain tersebut, bukan karena tidak punya dana.
Namun sekarang, dengan adanya fakta baru bahwa sebagian karyawan yang terpilih akan mendapatkan bonus berupa saham, Acil jadi ragu, apakah selama ini Sir Alex memang selalu mendahulukan kepentingan MUFC atau beliau sangat membela Glazers karena beliau tahu akan mendapatkan saham dengan jumlah yang tidak sedikit.
Ok, Acil tahu, sampai detik ini masih belum jelas apa kriteria, siapa saja yang menerima dan berapa jumlah saham yang akan diberikan sebagai bonus, namun apabila akhirnya ada informasi bahwa Sir Alex menerima bonus saham ini dalam jumlah yang besar… cara pandang Acil terhadap seorang Sir Alex Ferguson akan banyak berubah.
Seperti yang sempat Acil tulis di twitter, “Sir Alex was a “God” in my eyes, will I have the same opinion tomorrow? I’m really really not sure… #sad
Share

Rabu, 12 Desember 2012

Cheat Engine (CE) Tools Buat Cheater

Cheat Engine (CE) ialah sebuah aplikasi open source yang dibuat oleh darkbyte dan seperti namanya program ini digunakan untuk mengecheat. software ini biasa digunakan untuk mengecheat game baik luring (offline) maupun daring (online). caranya ialah dengan mengganti value(nilai) suatu address/alamat .Untuk menggantinya,kita ketikkan value yang akan dicari,jika sudah maka klik dua kali dan ganti value sesuai dengan yang dikehendaki.
Cara sederhana menggunakan CE :
  • Buka game yang akan anda mainkan
  • Lihat uang anda (semisal anda ingin mengecheat uang)
  • buka CE, ketikkan jumlah (value) uang anda tadi di kolom value
  • klik first scan
  • jika hanya ada satu addres,maka klik dua kali addres tersebut dan gantilah valuenya
  • jika lebih dari satu, buatlah agar value pada game anda tadi berubah dengan membeli sesuatu atau cara yang lain
  • lalu ketikkan value uang yang telah berubah di kolom value
  • klik next scan
  • klik dua kali addresnya dan gantilah valuenya

Download Aplikasinya disini :